Tingginya Angka Anemia pada Ibu Hamil di Aceh
Abstract
Pada wilayah kerja Puskesmas Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya tahun 2017
memiliki angka anemia yang tinggi, dari hasil data Dinas Kesehatan Pidie Jaya
melaporkan jumlah ibu hamil yang mengalami anemia ringan sebanyak 388
orang dan sekitar 51 orang mengalami anemi berat. Namun, dari hasil penelitian
didapatkan mengkonsumsi tablet Fe, Pekerjaan, Pengetahuan, dan pola makan
adalah faktor-faktor yang menyebabkan anemia pada wanita atau pada ibu hamil.
Karakteristik ibu hamil dengan anemia pada kehamilan memiliki hubungan
dengan mengkonsumsi tablet Fe, pengetahuan, pekerjaan dan pola makan ibu
hamil. Anemia yang terjadi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kekurangan zat
besi.
Zat besi adalah garam besi dalam bentuk tablet atau kapsul yang apabila
dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah sel darah merah. Wanita
hamil mengalami pengenceran sel darah merah sehingga memerlukan tambahan
zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk sel darah merah
janin. Mengkonsumsi zat besi sangat berguna pada ibu hamil, dalam hal ini
sangat berhubungan dengan tingkat anemia pada ibu hamil.
Adapun faktor pekerjaan yang dilakukan ibu hamil dalam sector informal dengan
beban kerja fisik yang relatif lebih berat, menyebabkan seseorang mengeluarkan
banyak keringat. Hal ini mengakibatkan peningkatakan pengeluaran zat besi
bersama keringat. Wanita hamil yang melakukan beban kerja berat memerlukan
banyak sekali makanan untuk kondisi kesehatan tubuhnya walaupun untuk
energinya, sehingga zat-zat gizi yang dibutuhkan harus tercukupi. Kekurangan
zat besi dapat menyebabkan ibu anemia yang secara tidak langsung sangat
berbahaya bagi ibu hamil pada masa kehamilannya.
Pola makan pada ibu hamil juga memberikan pengaruh kepada ibu hamil.
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan
asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat
diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi.
Zat besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan
bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada
zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat
dengan zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan. Makin sering
seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, maka akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemia. Jika persediaan cadangan fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun.
Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi bagaimana ibu
hamil menjaga kehamilannya. Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang
kesehatan khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan program pencegah anemia dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Pemberian tablet besi dalam program penanggulangan anemia gizi telah dikaji dan diuji secara ilmiah dengan dosis dan ketentuan. Namun, program pemberian tablet besi pada wanita hamil yang menderita anemia kurang menunjukan hasil yang nyata. Hal ini disebabkan oleh kepatuhan minum tablet besi yang tidak optimal, oleh karena itu tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet fe harus selalu dipantau.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.37598/jukema.v4i1.649
Refbacks
- There are currently no refbacks.