Pola Asuh Orang Tua: Perkembangan Konsep Diri Remaja
Abstract
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan konsep diri remaja. Perawatan orang tua yang penuh kasih saying dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun social budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Perkembangan konsep diri remaja tidak terlepas dari penerapan pengasuhan orang tua melalui interaksi antara ibu dan ayah dengan remajanya. Orang tua merupakan lingkungan pertama yang paling berperan dalam pengasuhan remaja sehingga mempunyai pengaruuh yang paling besar pada pembentukan konsep dirinya. Orang tua memiliki beberapa sikap khas yang dapat mempengaruhi cara memperlakukan anak secara berlebihan, permisivitas, memanjakan, penolakan, penerimaan, dominasi, tunduk pada anak, serta ambisi orang tua.
Pola asuh yang salah terhadap remaja akan mengakibatkan ketergantungan, frustasi dan akhirnya akan mengganggu proses perkembangan konsep dirinya. Remaja yang memiliki konsep diri negatif akan cenderung menunjukkan perilaku yang negatif dan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Pada masa remaja konsep dirinya cenderung negatif sehingga sangat memerlukan pola asuh yang sesuai dengan kebutuhan remaja. Konsep diri terbentuk dan berkembang berdasarkan persepsi seseorang mengenai reaksi dan sikap lingkungan terhadap dirinya.
Kata kunci: Pola Asuh Orangtua, Konsep Diri Remaja.
References
Furhmann D.S., Adolescence Adolescent (Scott Forestman/Little Brown Higher Education, London: 1990)
Gading I.K, Hubungan antara Sikap Orangtua terhadap Remaja dan Prestasi Belajar dengan Konsep Diri Remaja (BPPS – UGM, Yogyakarta) 3, 1A, 29 – 41.
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung)
Departemen Agama RI, Mushaf al Qur’an dan Terjemahan, edisi tahun 2002, hal. 459.
Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, Jakarta: 1990)
Moh. Shochib, Pola Asuh Orangtua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri (Rineka Cipta, Jakarta, 1998)
John W. Santrock, Adolescence: Perkembangan Remaja (Erlangga, Jakarta, 2003)
Berk, L.E, Child Development (Allyn & Bacon : 1989)
Horlock, E.B, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Erlangga, Jakarta: 1991)
Calhoun, J.F dkk, Psychology of Adjusment and Human Relationship (McGraw-Hill, Publishing Company: New York: 1990)
Vispoel, W.P, Self Concept in Artistic Domains: An Extention of the Shavelson and Stanton Model (Journal of Educational Psychology) Volume 87, No. 1, hal: 134-153.
Rahmat, J, Psikologi Komunikasi (PT Remaja Rosdakarya, Bandung: 2000)
Burns, R.B, Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku (Arcan, Jakarta: 1993).
Partosuwido, S.R, Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam Kaitannya dengan Konsep Diri, Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi: Disertasi, Tidak Diterbitkan (Fakultas Psikologi – UGM – Yogyakarta: 1992).
Calhoun, J.F dkk, Psychology of Adjusment and Human Relationship (McGraw-Hill, Publishing Company: New York: 1990).
Jalaluddin dan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama (Kalam Mulia, Jakarta: 1993)
Pudjiyogyanti, C.R, Konsep Diri dalam Pendidikan (Arcan, Jakarta: 1993)
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Bulan Bintang, Jakarta: 1996)
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja (Ghalia Indonesia, Bogor Selatan, 2004)
Alex Sobur, Psikologi Umum (Pustaka Setia, Bandung: 2003)
Rita L. Atkinson dkk, Pengantar Psikologi, Edisi 8, Jilid 1 (Erlangga, Jakarta: 1999)
Maurice Balson, Bagaimana menjadi Orangtua yang Baik (Bumi Aksara, Jakarta: 1996)
Kate Kelly, Menghentikan Perilaku Buruk Anak, (Bhuana Ilmu Populer, Jakarta: 2005)
Refbacks
- There are currently no refbacks.