ETOS KERJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Peluang dan Tantangan Profesionalisme Masyarakat Muslim dalam Era Modern)

Tarmizi Gadeng

Abstract


            Islam, di antara agama-agama yang ada di dunia, adalah satu-satunya agama yang menjunjung tinggi nilai kerja. Ketika masyarakat dunia pada umumnya menempatkan kelas pendeta dan kelas militer di tempat yang tinggi, Islam menghargai orang-orang yang berilmu, petani, pedagang, tukang dan pengrajin. Sebagai manusia biasa, mereka tidak diunggulkan dari yang lain, karena Islam menganut nilai persamaan di antara sesama manusia di hadapan manusia. Ukuran ketinggian derajat adalah ketakwaannya kepada Allah, yang diukur dengan iman dan amal salihnya.

            Dalam suasana kehidupan yang sulit dewasa ini, umat Islam ditantang untuk bisa survive, dan membangun kembali tatanan kehidupannya–moral, ekonomi, sosial, politik dan sebagainya untuk membuktikan, bahwa rekomendasi Allah kepada umat Islam sebagai khaira ummah (umat terbaik) tidak salah alamat.[1] Dalam makalah ini, penulis ingin menampilkan salah satu kajian yang boleh jadi dianggap penting untuk didiskusikan bersama, yaitu tentang bagaimana sebenarnya etos kerja dalam perspektif Islam? Pertanyaan dan kajian ini penting karena ada sebagian kalangan dan analis berpendapat bahwa etos kerja umat Islam lemah dibandingkan negara-negara non-Muslim lainnya.

 

References


Abdullah, Taufik, Agama, Etos Kerja dan Pengembangan Ekonomi, (Jakarta: LP3ES, 1982).

Al-Faruqi, Ismail, Al-Tawhid: Its Implication for Thought and Life (Herndon, Virginia: IIIT, 1995).

Al-Mundziry, Al-Hafidh, Mukhtashar Shahih Muslim, 2 Jilid (Kuwait: Wazarat al-Awqaf wa al-Syu’un al-Islamiyyah, 1388 H/1969 M), jil. 2.

Al-Thahthawi, Al-Sayyid ‘Abd al-Rahim ‘Anbar, Hidayat al-Bari ila Tartib al-Ahadits al-Bukhary, 2 Jilid (Kairo: al-Maktabat al-Tijariyah al-Kubra, 1353 H), jil. 1.

Bellah, Robert N., “Islamic Tradition and the Problem of Modernization” dalam Robert N. Bellah, ed., Beyond Belief (New York: Harper and Raw, 1970).

Caco, Rahmawati, “Etos Kerja” (Sorotan Pemikiran Islam),” dalam Farabi Jurnal Pemikiran Konstruktif Bidang Filsafat dan Dakwah, (terbitan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Sultan Anai Gorontalo, Vol. 3, No. 2, 2006).

Echols, John M. dan Shadily, Hassan, Kamus Inggris Indonesia, (terbitan Gramedia, 1977).

Ensiklopedia Nasional Indonesia, (1989).

Geertz, C., The Interpretation of Culture, (New York: Basic Book, 1973).

Madjid, Nurcholish, Cendekiawan dan Religiusitas Masyarakat, (Jakarta: Paramadina, 1999).

Madjid, Nurcholish, Islam Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia, (Jakarta: Paramadina, 1995).

Madjid, Nurcholish, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Paramadina, 1992).

Manshur, Fadlil Munawwar, “Profesionalisme dalam Perspektif Islam,” dalam Edy Suandi Hamid, dkk (peny), Membangun Profesionalisme Muhammadiyah, (Yogyakarta: LPTP PP Muhammadiyah-UAD Press, 2003).

Myrdal, Gunnard, An Approach to the Asian Drama, (New York: Vintage Books, 1970).

Rahardjo, Dawam, M, Intelektual, Intelegensia, dan Perilaku Politik Bangsa: Risalah Cendekiawan Muslim, (Bandung: Mizan, 1999).

Rakhmat, Jalaluddin, “Kemiskinan di Negara-negara Muslim,” dalam Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1998).

Samuelson, Kurt, Religion and Economic Action: A Critic of Max Webe, (New York: Harper Torchbook, 1964).

Sarsono, Perbedaan Nilai Kerja Generasi Muda Terpelajar Jawa dan Cina, (Yogyakarta: Perpustakaan Fakultas Psikologi UGM, 1998).

Tasmara, Toto, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995).

Weber, Max, The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism, terj. Talcott Parson, (New York: Charles Scribner’s Son, 1958).

Webster’s New World Dictionary of the American Language, 1980.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.